TENTANG PUPUK VERMICOMPOST KASCING
Kascing merupakan singkatan dari “Bekas Cacing”, yaitu merupakan salah satu jenis pupuk organik.
Kascing adalah pupuk organik yang berupa kotoran cacing yang telah dikeringkan.
Seperti kita ketahui cacing berperan penting dalam dunia pertanian yaitu dapat menyuburkan tanah.
Lahan yang banyak terdapat cacing menandakan bahwa lahan tersebut subur.
Manfaat cacing sendiri di dalam tanah yaitu menurunkan pH tanah yaitu memakan tanah dengan pH rendah kemudian mengeluarkannya dengan pH kisaran normal.
Selain itu cacing sendiri dapat menggemburkan tanah.
Karena begitu banyak manfaatnya di dunia pertanian kini kotoran cacing juga dimanfaatkan oleh manusia sebagai pupuk organik dan media tanam.
Pupuk organik kascing dapat diproduksi dari campuran limbah ternak dan sisa tanaman dengan bantuan cacing.
Pupuk kascing mengandung auksin yang berguna merangsang pertumbuhan akar.
Oleh sebab itu, dewasa ini pupuk kascing menjadi favorit dikalangan para petani karena terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kualitas produksi tanaman, entah itu sayuran atau buah-buahan.
Kascing atau vermicompost merupakan hasil yang didapatkan dari metabolisme tubuh cacing atau yang dikenal secara umum dengan nama kotoran cacing tanah.
Kascing atau vermicompost ini sangat kaya akan unsur hara yang dibutuhkan bagi kesuburan tanah.
Kascing mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur kimia makro dan kimia mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Hal ini disebabkan karena kascing tersebut dalam prosesnya telah mengalami dua kali proses penguraian. Pertama, terjadi karena peran penting dari bakteri, yaitu saat sebelum dikonsumsi oleh cacing.
Kedua, terjadi karena peran oleh cacing itu sendiri, yaitu saat berada dalam perut cacing lalu mengalami penguraian lewat proses metabolik.
Maka tidak salah kalau kemudian kita dapat mengatakan bahwa cacing adalah merupakan salah satu Bio Degradable Engine.
Cacing tanah Lumbricus rubellus dan cacing kalung memiliki banyak kelebihan dan kegunaan. Hal tersebut menjadikan cacing tanah berpotensi potensi besar untuk dikembangkan. Proses budidaya cacing tanah tidak memerlukan lahan yang luas, manajemen pemeliharaan yang relatif mudah, serta siklus produksi yang singkat membuat cacing tanah dapat berkembang dengan pesat.
Cacing tanah memiliki banyak manfaat bagi sektor lain, diantaranya di bidang pertanian,
peternakan, perikanan, serta farmasi..
Jenis cacing tanah yang dapat dikembangkan adalah Lumbricus rubellus dan cacing kalung.
Cacing tanah memiliki kandungan protein yang tinggi (72% – 84,5%).
Protein cacing tanah mengandung 20 asam amino, yang terdiri atas lisin, triptopan, histidin, fenilalanin, isoleusin, leusin, theorin,methionin, arginine, glisin, alanin,
sistin, tirosin, asam aspartik, asam glutamat, prolin, hidroksiprolin, serin, dan sitruline
(Rukmana, 2000).
Kandungan protein yang tinggi dari biomassa cacing tanah berpotensi dikembangkan sebagai bahan pakan ternak sumber protein agar pertumbuhan ternak semakin cepat. Cacing yang biasa digunakan sebagai pakan ternak adalah cacing kalung. Penggunaan cacing tanah dalam perombakan kotoran ternak dan sisa-sisa sayuran menjadi salah satu upaya menambah nilai guna limbah yang ada.
Cacing tanah membutuhkan limbah berupa kotoran ternak maupun sisa sayuran sebagai media berkembangbiak dan juga sebagai pakan. Sisa kotoran ternak yang dimakan akan menjadi pupuk bekas cacing atau biasa disebut vermikompos.
Vermikompos memiliki keunggulan, yaitu adanya mikroba yang terbawa dari organ pencernaan cacing yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Bidang farmasi membutuhkan cacing tanah sebagai bahan baku dalam pembuatan
obat-obatan tertentu.
Cacing tanah Lumbricus rubellus adalah jenis cacing tanah yang banyak dijadikan bahan baku pembuatan obat.
Cacing tanah seringkali dimanfaatkan dalam pembuatan obat typus dan asam lambung.
Banyaknya sektor lain yang memanfaatkan cacing tanah, membuat permintaan terhadap
cacing tanah cukup tinggi dan belum diimbangi dengan kurangnya pasokan cacing
tanah yang ada.
Melihat prospek seperti ini menjadikan usaha budidaya cacing tanah sebagai penghasil biomassa cacing tanah sangatlah menjanjikan.
Semua orang bisa mengusahakan kegiatan budidaya ini. Usaha ini akan semakin menjanjikan bila dilaksanakan dengan manajemen yang baik.
Cacing tanah Lumbricus rubellus dan cacing kalung memiliki banyak kelebihan dan
kegunaan. Hal tersebut menjadikan cacing tanah berpotensi potensi besar untuk
dikembangkan.
Proses budidaya cacing tanah tidak memerlukan lahan yang luas,
manajemen pemeliharaan yang relatif mudah, serta siklus produksi yang singkat membuat
cacing tanah dapat berkembang dengan pesat.
Cacing tanah memiliki banyak manfaat bagi sektor lain, diantaranya di bidang pertanian,
peternakan, perikanan, serta farmasi..
Berikut tabel perbandingan kandungan unsur N, P, K yang terdapat pada pupuk organik lainnya :
No |
Jenis Kotoran |
Kandungan N |
Kandungan P |
Kandungan K |
1 | Kascing | 1,40 | 4,33 | 1,20 |
2 | Kotoran Sapi | 0,97 | 0,69 | 1,66 |
3 | Kotoran Kuda | 0,50 | 0,74 | 0,84 |
4 | Kotoran Ayam | 2,71 | 6,31 | 2,01 |
5 | Kotoran Itik | 0,83 | 1,80 | 0,43 |
6 | Kotoran Kambing | 0,60 | 0,30 | 0,17 |
7 | Kotoran Babi | 1,25 | 1,85 | 0,75 |
Kandungan vermi kompos / KASCING dari cacing tanah Lumbricus rubellus mengandung
C 20,20%.
N 1,58%,
C/N 13,
P 70,30 mg/100g,
K 21,80 mg/ 100g,
Ca 34,99 mg/100g,
Mg 21,43 mg/100g,
S 153,70 mg/kg,
Fe 13,50 mg/kg,
Mn 661,50 mg/ kg,
AI 5,00 mg/kg,
Na 15,40 mg/kg,
Cu 1,7 mg/ kg,
Zn 33,55 mg/kg.
Bo 34,37 mg/kg dan
pH 6,6-7,5.
Vermikompos yang berkualitas baik ditandai dengan warna hitam kecoklatan hingga hitam,
tidak berbau, bertekstur remah dan matang (C/N < 20)